Halo, sahabat Bengkel Bunda
Pernah nggak sih, lagi semangat banget ngerjain kerjaan, eh besoknya mood drop, gampang marah, atau malah jadi mellow? Terus kepikiran: “Kenapa sih aku gini banget? Apa aku terlalu lemah?”
Kalau sahabat sering mengalami ini, tenang, bukan berarti kamu malas atau nggak disiplin. Ada faktor biologis yang main peran besar: siklus menstruasi.
Nah, masalahnya banyak perempuan belum terlalu kenal sama “ritme alami” tubuhnya sendiri. Akibatnya, mood swing terasa kayak musuh yang bikin produktivitas jeblok. Padahal, kalau kita ngerti pola siklus menstruasi, kita bisa mengatur energi, kerjaan, bahkan kehidupan sosial biar lebih sinkron.
Bahkan, menurut menurut Forbes, belajar menyesuaikan siklus hormon dengan jadwal kerja dan hidup sehari-hari bisa jadi "bio-hack" terbaik yang bikin perempuan lebih bisa mengatur energi dan produktivitas.
Yuk, kita bahas empat fase dalam siklus menstruasi dan kegiatan yang bisa kamu lakukan di setiap fasenya.
4 Fase Siklus Menstruasi dan Mood yang Mengikutinya
Tubuh perempuan punya ritme bulanan yang dipengaruhi hormon,utamanya estrogen dan progesteron. Nah, perubahan hormon inilah yang bikin mood dan energi naik-turun.
Fase Menstruasi (Hari 1–5)
Tubuh sedang melepas lapisan rahim → energi cenderung rendah.
Mood bisa gampang sedih atau sensitif.
Produktivitas ideal: take it slow, fokus pada pekerjaan yang tidak terlalu demanding.
Fase Folikular (Hari 6–14)
Estrogen naik → energi meningkat, fokus lebih tajam.
Mood biasanya lebih optimis dan kreatif.
Produktivitas ideal: waktu terbaik untuk brainstorming, bikin ide baru, atau mulai project.
Baca : Healing Kok Malah Bikin Overthinking? Saatnya Balik ke Aktivitas Kreatif yang Bikin Tenang
Fase Ovulasi (Hari 15–17, kurang lebih)
Hormon mencapai puncak → energi dan percaya diri tinggi.
Mood: outgoing, lebih gampang komunikasi dan kolaborasi.
Produktivitas ideal: jadwalkan meeting, presentasi, atau networking.
Fase Luteal (Hari 18–28)
Progesteron naik, estrogen turun → mulai muncul gejala PMS.
Mood: gampang cranky, lebih emosional, bahkan cenderung overthinking.
Produktivitas ideal: fokus ke detail, review pekerjaan, atau menyelesaikan tugas kecil-kecil.
Dari sini kelihatan kan, kalau mood swing sebenarnya nggak random? Ada polanya.
PMS & Mood Swing: Kenapa Bisa Begitu?
Salah satu momen paling bikin pusing adalah PMS (Premenstrual Syndrome). Gejalanya bisa berupa:
gampang marah,
menangis tanpa sebab,
cemas,
badan pegal atau kembung,
craving makanan manis atau asin.
Baca Juga : Boundaries 101: Cara Elegan Berkata “Tidak” Tanpa Rasa Bersalah
Penyebab utamanya ada di fluktuasi hormon yang mempengaruhi neurotransmitter di otak, terutama serotonin (hormon “happy”). Jadi wajar banget kalau mood swing muncul di fase ini.
Tips Mengelola Mood Swing biar Tetap Produktif
Oke, kita udah ngerti kalau mood swing itu bagian alami dari siklus. Sekarang, gimana cara “berdamai” dengan tubuh biar produktivitas nggak hancur?
Tracking Siklus
Gunakan aplikasi seperti Clue, Flo, atau Glow.
Bisa juga dengan journaling sederhana → catat mood, energi, dan gejala tiap hari.
Dengan begitu, sahabat bisa memprediksi kapan mood swing datang dan siap-siap strategi.
Atur Agenda Sesuai Fase
Meeting penting? Taruh di fase ovulasi.
Butuh waktu refleksi atau evaluasi? Cocok di fase luteal.
Lagi menstruasi? Coba pilih pekerjaan yang bisa dilakukan lebih santai.
Self-care Sesuai Fase
Menstruasi → tidur cukup, minum air hangat, journaling.
Folikular → olahraga ringan, eksplorasi ide baru.
Ovulasi → perbanyak aktivitas sosial, komunikasi.
Luteal → yoga, meditasi, hindari terlalu banyak kafein.
Nutrisi Pendukung Mood
Magnesium (kacang-kacangan, alpukat) untuk mengurangi kram.
Omega-3 (ikan, chia seed) untuk stabilitas mood.
Vitamin B6 (pisang, ayam, salmon) untuk bantu produksi serotonin.
Komunikasi dengan Orang Sekitar
Nggak ada salahnya bilang ke pasangan, teman, atau rekan kerja:
“Aku lagi PMS, jadi agak sensitif. Tolong dimaklumi ya.”Dengan komunikasi, lingkungan bisa lebih suportif.
Kenapa Penting untuk Karier & Kehidupan?
Banyak perempuan merasa bersalah karena produktivitasnya naik-turun. Padahal, kalau kita paham siklus, justru bisa mengatur strategi kerja lebih cerdas.
Bukan berarti harus selalu push diri setiap hari.
Tapi memanfaatkan fase high-energy buat “ngegas” dan fase low-energy buat “nge-rem”.
Hasilnya: tubuh lebih seimbang, kesehatan mental terjaga, dan kerjaan tetap beres.
Penutup
Mood swing bukan musuh, tapi tanda bahwa tubuh kita sedang mengalami perubahan alami. Dengan memahami siklus menstruasi, kita bisa mengubah pola kerja dari sekadar ngoyo jadi sinkronisasi dengan tubuh sendiri.
Baca Juga : Hari Kebersihan Menstruasi, Pentingnya Sehat dan Bersih Saat Menstruasi
Jadi, mulai sekarang jangan lagi merasa gagal kalau lagi cranky atau nggak fokus. Instead, tanyakan ke diri sendiri: “Oh, aku lagi di fase mana ya sekarang?”
Karena pada akhirnya, produktif itu bukan berarti kuat terus-terusan, tapi tahu kapan harus gas dan kapan harus rem.
No comments