Halo, sahabat Bengkel Bunda..
Apa kabar?
Wah, tak terasa ya bulan Mei tinggal beberapa hari lagi. Minggu lalu, LABU di POJOK (obroaLAn raBU Pojokan Bengkel Bunda seru sekali. Semuanya ramai saling ngobrol.
Hmm, kira-kira ngobrolin apa ya? Ternyata ramai bahas tentang kontrasepsi, nih.
Kontrasepsi Adalah..
Kontrasepsi menjadi topik bahasan yang menarik LABU di POJOK minggu lalu. Berawal dari pertanyaan salah satu sahabat Bengkel Bunda. Mencari tahu apa kontrasepsi yang dipakai dan mengapa memilih kontrasepsi tersebut.
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang kontrasepsi, yuk kita cari tahu dulu apa sih pengertian kontrasepsi itu.
Kontrasepsi umumnya digunakan untuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak memungkinkan.
Secara umum, kehamilan bisa terjadi saat ada pertemuan antara sperma dari laki-laki dengan sel telur yang ada di rahim perempuan. Kontrasepsi digunakan untuk mencegah hal tersebut.
Penggunaan kontrasepsi ini juga bertujuan untuk menghentikan produksi sel telur serta menghentikan penggabungan sel sperma dan sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim.
Selain itu, ada juga jenis kontrasepsi yang juga bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit seksual, contohnya kondom.
Jenis Kontrasepsi
Sekarang ini ada banyak jenis kontrasepsi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan masing-masing. Tak hanya untuk perempuan, ada juga kontrasepsi untuk laki-laki.
Selain itu, kontrasepsi ini juga terbagi dalam beberapa kategori. Ada kontrasepsi hormonal, alami, penghalang fisik, hingga permanen.
Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah Montana yang mengandung kombinasi hormon progestin dan estrogen atau progestin saja.
Beberapa jenis kontrasepsi hormonal ini antara lain :
1. Pil KB kombinasi
Pil KB kombinasi terdiri atas campuran hormon progestin dan estrogen.
Supaya kerjanya optimal, pil KB ini harus dikonsumsi setiap hari. Hormon yang ada di dalamnya lantas akan mencegah pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur).
Selain itu, pil ini juga bekerja dengan mengubah lendir pada serviks (leher rahim) serta endometrium (dinding rahim) supaya sperma tidak bisa bertemu sel telur.
2. Pil KB progestin
Progestin adalah hormon progesteron sintetik (buatan) yang fungsinya mirip dengan hormon progesteron alami.
Pil KB yang juga disebut dengan mini pil ini akan mencegah kehamilan dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga sperma tidak bisa bertemu sel telur.
Baca Juga : Mengenal Intermittent Fasting, Aturan dan Manfaatnya Bagi Tubuh
3. KB suntik
Bagi sahabat yang tidak suka minum obat setiap hari, KB suntik bisa menjadi pilihan. Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke dalam darah.
Terdapat dua jenis KB suntik yang bisa Anda pilih, yaitu KB suntik 1 bulan (Cyclofem atau Mesigyna) dan KB suntik 3 bulan (Depo-Provera).
4. IUD (Intra-Uterine Device) hormonal/KB spiral
KB IUD alias KB spiral sangat cocok bagi sahabat yang pelupa, sebab alat ini bisa bekerja selama 5–10 tahun.
Alat kontrasepsi berbentuk huruf T ini terdiri dari dua jenis, yaitu IUD hormonal yang berisikan hormon progestin dan IUD nonhormonal yang terbuat dari tembaga.
IUD nonhormonal melepaskan ion tembaga untuk mengganggu lendir di dalam tuba falopi dan rahim. Dengan begitu, pertemuan sperma dan sel telur bisa dicegah.
Kontrasepsi penghalang fisik
Ada juga kontrasepsi penghalang fisik yang bisa membantu mencegah kehamilan.
1. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang mudah ditemukan dan dapat digunakan kapan saja.
Tidak hanya menunda kehamilan, penggunaan kondom yang tepat juga bisa mencegah penularan infeksi menular seksual.
2. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang tersedia dalam bentuk krim, jeli, busa, atau supositoria. Alat ini bekerja dengan merusak sperma sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur.
Cara menggunakan alat kontrasepsi satu ini adalah dengan mengoleskannya ke penis atau vagina.
3. Diafragma
Jenis alat KB yang selanjutnya adalah diafragma. Alat ini terbuat dari lateks atau silikon yang berbentuk melingkar.
Cara menggunakannya adalah dengan melipatnya menjadi dua bagian, lalu pasanglah ke dalam vagina untuk mencegah masuknya sperma.
Diafragma sering dianggap sama dengan kondom wanita, padahal keduanya merupakan alat yang berbeda.
Selain ukurannya yang cenderung lebih kecil, penggunaan diafragma tidak akan sedalam kondom.
Oleh karena itu, diafragma tidak bisa memberi perlindungan terhadap infeksi menular seksual layaknya kondom.
Selain itu, diafragma merupakan alat kontrasepsi fisik yang bisa digunakan kembali atau reusable.
Kontrasepsi alami
Saat ngobrol, ada juga beberapa sahabat Bengkel Bunda yang menggunakan kontrasepsi alami. Ya, karena memang ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan secara alami, misalnya.
1. Sistem KB kalender
Sesuai dengan namanya, kita mencegah kehamilan dengan menghitung masa subur. Artinya, sahabat harus menghindari berhubungan intim saat masa subur datang.
2. Menyusui
Pada 10 minggu pertama masa menyusui, peningkatan hormon prolaktin akan mencegah terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi). Secara medis, kondisi ini disebut dengan amenore laktasi.
Kontrasepsi permanen
Sterilisasi merupakan jenis kontrasepsi permanen yang bisa sahabat pilih saat tidak ingin memiliki anak lagi, misalnya pada perempuan yang ingin KB di atas usia 35 tahun.
Pada perempuan, sterilisasi dilakukan dengan tubektomi, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sementara itu, sterilisasi pada laki-laki dilakukan dengan vasektomi.
Sesuai dengan namanya, ini merupakan cara paling efektif untuk membuat seseorang menjadi “steril” (tidak bisa hamil lagi).
Alasan Pemilihan Kontrasepsi
Tak hanya membahas tentang jenis-jenis kontrasepsi, LABU di POJOK minggu lalu juga membahas alasan pemilihan kontrasepsi.
Ada banyak pertimbangan saat akan memilih kontrasepsi. Pertama, tentu saja melihat kondisi fisik terlebih dahulu. Pastikan memilih kontrasepsi yang memang cocok di badan kita atau pasangan.
Kedua, kesepakatan bersama pasangan suami istri. Beberapa sahabat bercerita bahwa kesepakatan bersama pasangan adalah salah satu pertimbangan penting dalam memilih kontrasepsi. Pastikan kontrasepsi yang dipilih bisa cocok untuk kedua belah pihak. Tak ada yang dirugikan salah satunya.
Baca Juga : Mengenal Pillow Talk, Obrolan Sebelum Tidur untuk Rumah Tangga Harmonis
Ketiga, kondisi pernikahan. Pasangan yang LDM (Long Distance Married) dan pasangan yang tinggal serumah tentu akan berbeda dalam memilih kontrasepsi.
Mitos dan Fakta Seputar Kontrasepsi
Ternyata, ada banyak mitos dan fakta seputar kontrasepsi. Berikut beberapa yang bisa dirangkum oleh tim Bengkel Bunda.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Bisa Pengaruhi Kesuburan di Masa Depan
Banyak yang beranggapan penggunaan alat kontrasepsi akan membuat akseptor susah hamil di masa depan. Hal ini yang kemudian membuat banyak ibu enggan menggunakan alat kontrasepsi.
Padahal, anggapan itu hanyalah mitos alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi memang mengatur kesuburan kita agar kehamilan tidak terjadi. Namun,jika penggunaan dihentikan,kesuburan akan kembali seperti semula.
Waktu kembalinya kesuburan ini akan bergantung pada jenis alat kontrasepsi yang digunakan.
Kontrasepsi Hanya Dibutuhkan Perempuan hingga Berusia 35 Tahun
Faktanya, perempuan masih bisa hamil hingga berusia lebih dari 40 tahun, selama belum memasuki masa menopause. Umumnya, menopause dialami perempuan ketika berusia 40 tahun ke atas.
Alat kontrasepsi membuat Ibu gemuk
Alat kontrasepsi hormonal punya kandungan estrogen yang bisa mempengaruhi peningkatan nafsu makan dan retensi cairan tubuh. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak selalu terjadi pada setiap pengguna. Ada banyak juga pengguna alat kontrasepsi hormonal yang tidak mengalami perubahan berat badan secara signifikan.
IUD bisa berpindah tempat setelah terpasang
IUD tidak dapat berpindah tempat, namun tetap diperlukan kontrol untuk mengecek lokasi IUD dalam rahim. Karenanya, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun sekali ke bidan/dokter atau jika ada keluhan.
Pil KB dapat mencegah dan mengurangi jerawat
Pil KB yang memiliki kandungan hormon progesteron, berfungsi mengurangi kelebihan hormon androgen dalam tubuh perempuan.
Salah satu penyebab perempuan memiliki banyak jerawat dan bulu-bulu halus berlebihan.
IUD bisa berkarat atau lengket di rahim
Selama digunakan masih dalam batas perlindungannya dan lewat dari waktu yang ditentukan, maka IUD tidak akan berkarat dan akan lengket di rahim.
IUD bisa mempengaruhi siklus haid
Mitos ini ada benarnya, tetapi berbahaya. Yang terjadi hanyalah reaksi pada awal pemasangan, di mana tubuh perempuan sedang menyesuaikan, jadi bisa terjadi perubahan dalam siklus haid. Jangan khawatir, ini hal yang wajar. Karena normalnya tubuh manusia akan mencari keseimbangan baru jika ada stimulan. Jangan lupa kontrol berkala dengan bidan atau dokter.
Spiral menyebabkan aborsi
Spiral bekerja dengan cara mencegah pembuahan, bukan dengan menyebabkan aborsi. Lapisan tembaga dalam IUD bertindak untuk membunuh atau merusak sperma sehingga sperma tidak bisa mencapai sel telur. Jadi, pembuahan pun belum sempat terjadi. IUD hormonal yang mengandung progestin juga menyebabkan lendir serviks menebal, sehingga menghentikan sperma yang mau masuk ke rahim.
Implan bisa menghilang dari lengan dengan sendirinya
Perpindahan benda ke seluruh tubuh, hanya bisa dengan perantara aliran darah. Implan terpasang di bawah kulit, sehingga tidak memungkinkan untuk masuk ke dalam aliran darah dan berpindah tempat.
Implan menghentikan haid. Jadi kalau saya tidak haid, darah kotor pasti akan memicu penyakit
Haid terjadi karena peluruhan dinding rahim akibat sel telur tidak dibuahi. Implan bekerja dengan menghambat pelepasan sel telur oleh indung telur, sehingga tidak ada sel telur yang menempel di dinding rahim. Apabila tidak ada sel telur, maka dinding rahim tidak akan meluruh dan tidak akan terjadi haid.
Tidak bisa bekerja berat jika saya menggunakan implan, nanti implannya bisa keluar.
Implan yang dipasangkan dengan baik oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman tidak akan berpindah maupun keluar apabila melakukan pekerjaan yang berat sekalipun. Implan biasanya juga dipasangkan di lengan yang tidak aktif, sehingga apabila terjadi rasa nyeri sementara setelah pemasangan tidak akan mengganggu aktivitas.
Implan menyebabkan kanker
Menurut studi, penggunaan implan tidak menunjukkan peningkatan risiko kanker apapun.
Ibu menyusui tidak bisa menggunakan implan
Ibu yang baru melahirkan dan sedang menyusui bisa menggunakan implan setelah 6 minggu setelah melahirkan. Sebaiknya ibu menyusui tidak menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon kombinasi seperti pil KB ataupun suntik KB karena dapat mengganggu produksi ASI.
Penutup
Nah, bagaimana? Setelah tahu apa saja jenis-jenis kontrasepsi serta mitos dan faktanya, kontrasepsi apa yang akan sahabat Bengkel Bunda pilih?
Share di kolom komentar, ya!
Referensi
https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/mitos-dan-fakta-alat-kontrasepsi
https://motherandbeyond.id/read/9799/9-mitos-dan-fakta-tentang-alat-kontrasepsi
https://www.haibunda.com/moms-life/20181101172907-68-28234/7-mitos-dan-fakta-tentang-alat-kontrasepsi-iud
https://www.orami.co.id/magazine/ketahui-mitos-dan-fakta-seputar-kb-spiral
https://skata.info/article/detail/352/mitos-dan-fakta-seputar-implan-2
https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/alat-kontrasepsi/
Selalu menarik bila membahas tentang kontrasepsi ya. Perlu dibahas dengan pasangan karena hal ini akan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh perempuan.
ReplyDeleteAku pakai IUD. awalnya kurang nyaman, kaya ada yang mengganjal dan perih. Tapi lama2 rasa itu hilang. Enggak tahu kenapa
ReplyDeleteBanyak juga ya pilihannya Mba. Tinggal dipikirin mau dan lebih cocok pakai yg mana ya
ReplyDeleteKalau aku pakai IUD mbak, awal aja ada rasa aneh, tapi lama-lama ga kerasa kok, cuma ya itu siklus haid lebih pendek sih
ReplyDeleteTernyata kontrasepsi pil juga ada beda jenis ya. Sejak menikah saya tidak menggunakan alat kontrasepsi
ReplyDeleteBahkan sejak melahirkan Fahmi sampai sekarang. Niat ingin segera punya anak lagi, ternyata malah belum juga diberikan kesempatannya
ternyataaa banyak juga ya metode kontrasepsi
ReplyDeletepenting bgt dipahami para pasutri iniiiii
Aku beberapa kali gonta-ganti KB terakhir suntik dan sekarang IUD, kalau pil ngak cocok soalnya punya efek harmonal ke tubuh aku. Tapi apapun itu penting untuk dikomunikasikan dengan pasangan/suami karena terkadang KB juga mempengaruhi mood istri lho.
ReplyDeleteEmang nih masalah kontrasepsi selalu bikin emak-emak mikir deh ya. Selalu bikin maju mundur pilih yang mana. Aku udah nyoba dari suntik, sampai IUD tapi kok ngga ada yang cocok yaaa. Sekarang malah ngga KB apapun mending pake yang penghalang fisik aja lebih sehat heuheuu.
ReplyDeleteSaya pernah pakai KB Suntik, tapi cuma sebentar. Saya merasa tidak cocok karena justru ngeflek terus. Lalu beralih ke KB Pil (kombinasi kalo gak salah). Alhamdulillah cocok.
ReplyDeleteBaru tahu dengan berbagai pilihan lain dalam kontrasepsi selain pil dan suntik
ReplyDeleteWah, ada beberapa mitos seputar kontrasepsi yang ternyata saya baru tahu. Yang umum dipakai sepertinya suntik dan IUD ya selain cara alami, seperti kalender, menyusui dan lainnya. Efek kontrasepsi bagi tiap-tiap orang dan pasangan tentu berbeda, yang paling baik ya memang memahami atau merasakan dulu plus minusnya sendiri menurut saya.
ReplyDeleteTerima kasih.
ReplyDeleteAku jadi menghitung ulang kapan kudu ganti IUD. Huhuhu, sepertinya bulan-bulan ini.
Semoga dengan alat kontrasepsi, semua sehat, semua bahagia dan harmonis. Aamiin~
Jadi nambah wawasan soal kotrasepsi. Selam ini pakai kondom aja untuk mencegah kehamilan meski jebol pertahanan karena telat masang haha
ReplyDeleteWah iya edukasi soal kotrasepsi ini penting sekali, sebab masih banyak yang belum paham sehingga lebih percaya pada mitos...Saya dulu pakai KB kalender setelah lahir si bungsu pakai IUD sampai kini
ReplyDeleteEdukasi soal kontrasepsi ini penting sekali ya terutama pasutri yang baru menikah supaya tidak salah pilih
ReplyDeletesaya pernah pakai kb suntik dan sekarang pakai IUD. kalau implan masih bingung sih itu pakainya gimana dan baru tahu banget nih ada jenis kontrasepsi lain kayak diafragma dan spermisida itu
ReplyDelete